Saya selalu ingin
Sarah dekat dengan buku. Karena saya pribadi sangat suka membaca buku dan
menulis. Profesi saya dan suami pun tidak
jauh dari dunia jurnalistik. Bahkan kami berdua juga bertemu di sebuah kantor
berita saat sama-sama menjadi wartawan.
Proses mengenalkan
Sarah kepada buku dan cerita sebenarnya sudah dimulai sejak dia berada di
kandungan. Saat perjalanan ke kantor dan macet, saya suka membacakan
cerita-cerita dari buku Disney kepadanya. Demikian juga papanya selalu
menyempatkan membacakan dongeng, seperti Thumbelina, salah satu cerita
favoritnya. Lucunya, saat dibacakan cerita, Sarah di perut biasanya akan
bergerak ke kanan kiri mengikuti arah suara.
Setelah Sarah lahir dan besar, proses membacakan cerita tetap berlangsung, meskipun tidak setiap hari. Buku-bukunya mulai beragam, dari mulai yang dilengkapi mainan seperti drum-drum-an hingga tombol-tombol yang mengeluarkan lagu-lagu. Namun beberapa bulan terakhir ada dua buku yang menjadi favorit Sarah dan minta dibacakan terus menerus. Yakni Langit Ajaib serta Aku dan Mamaku.
Buku yang diterbitkan oleh Erlangga Grup itu saya beli di Toko Buku Gramedia, sebagai bagian dari seri Read a Story yang mereka keluarkan. Mayoritas tokohnya adalah binatang, yang merupakan kesukaan Sarah.
Langit Ajaib menceritakan mengenai seekor beruang kecil bernama Rori yang tidak sabar menantikan malam tiba untuk melihat langit ajaib. Langit ajaib yang dimaksud disini sebenarnya adalah aurora, yang menurut definisi wikipedia adalah sebuah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer. Aurora ini ada betul, gambarannya seperti pelangi yang berwarna warni tetapi seukuran langit.
Sementara Aku dan Mamaku yang merupakan versi bilingual, bercerita mengenai kegiatan bonding antara seekor anak beruang dengan mamanya.
Saya percaya, mendekatkan anak kepada buku dan cerita adalah hal yang baik. Selain melatih proses baca dan merangkai kata, buku juga memiliki sifat membebaskan dan melatih imajinasi. Karena setiap anak akan bisa memiliki interpretasi sendiri atas semua cerita yang dia baca.
Mengutip kata mantan
wakil presiden kita, Mohammad Hatta: "Aku
rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas."
No comments:
Post a Comment