Tanggal 3-8 Agustus 2016 Sarah sekeluarga berlibur ke Yogyakarta. Sengaja dipilih tanggal setelah libur Lebaran supaya perjalanannya santai dan Yogya sudah tidak terlalu padat. Trip kali ini benar-benar liburan ala turis. Sarah main ke pantai seharian, ke kebun binatang, liat candi-candi dan yang tidak boleh dilewatkan adalah wisata kulinernya. Semua makanan yang dimakan di perjalanan kali ini hanya ada yang enak dan enak banget. Yogja memang istimewa!
Yuk kita simak perjalanan Sarah ke Yogya kali ini!
Day 1:
Setiba di bandara Adi Sucipto kami langsung menuju ke hotel Burza, tempat kami menginap dari tanggal 3-5 Agustus. Hotel yang terletak di wilayah Prawirotaman ini tidak terlalu besar, tapi cukup cozy. Dekorasinya simpel dan cukup unik. Sayangnya, bed sheet disini kurang memadai dan tidak sesuai standar hotel karena kasar dan berbulu. Tapi untungnya perjalanan cukup padat selama beberapa hari ini, jadi karena sudah kecapekan sampe hotel juga langsung tidur deh.
Ini yang menarik dari dekorasi lobi hotel Burza:
Setelah check in, sesuai request Sarah kami langsung menuju kebun binatang Gembiraloka. Dua tahun lalu kami ke kebun binatang ini dan kagum banget melihat betapa bagusnya kebun binatang ini. Tatanannya rapi, bersih dan binatangnya terlihat sehat-sehat dan banyak. Makanya Sarah pingin kesana lagi.
Betapa kaget dan sedih kemarin kami kesitu dan melihat kebun binatang ini tidak sebagus 2 tahun lalu. Kondisinya agak tidak terawat, terutama kandangnya yang kotor dan binatangnya terlihat kurus dan semakin sedikit. Mungkin juga karena kami datang di hari biasa ya. Yang pasti kondisinya sudah sangat berbeda dari 2 tahun lalu. Sayang banget yaa? Ini beberapa foto di Gembiraloka:
Karena selesai keliling Gembiraloka sudah cukup sore, kami memutuskan pulang dulu ke hotel untuk mandi, makan dan lain-lain. Setelah itu malemnya lanjut pergi ke Alun-alun utara untuk ngajak Sarah naik mobil dan sepeda lampu yang hiets dan wajib dikunjungi. Makanan-makanan disini juga enak lo, kita nyobain lekker tipis yang yummy banget dan Koling (kopi keliling) yang rasanya...yaaa...not bad lah... Gak disangka meski sudah bukan masa liburan alun-alun ini masih rame banget lo sampai malam. Hidup Yogya!
Sepulang dari alun-alun, kami mampir dulu ke Malioboro buat puter-puter naik andong.
Day 2:
Hari ini hari yang padat banget nih. Setelah selesai breakfast dan berenang di hotel, hari ini perjalanan dimulai ke daerah Kasongan. Sekarang daerah ini gak melulu jadi kawasan pengrajin gerabah lo, malah pengrajin gerabahnya sudah sangat berkurang dan berganti menjadi toko-toko furniture/art local brand. Seru si jalan-jalan di sini kalau memang lagi ada yang dicari. Ga enaknya karena letak satu toko dan toko lain tidak berdekatan jadinya sebentar-sebentar mobil harus berhenti.
Setelah capek melihat-lihat kita ngaso dulu ni di sebuah cafe resto bernama Aroma. Dari luar tempatnya udah lucu sih. Tempatnya kecil tapi bersih dan antik, serta di belakang langsung menghadap ke sawah, mirip-mirip kafe di Bali lah. Surprisingly rasa makanannya juga enak lo...dan pastinya terjangkau.
Dari daerah Kasongan, kami langsung lanjut perjalanan ke Pantai Parangtritis. Nah ini dia ni yang ditunggu-tunggu! Sejujurnya kami gak pernah menyangka bahwa jalan-jalan ke Pantai Parangtritis bisa seasik ini. Karena banyak orang yang bilang bahwa pantai ini sudah jelek dan banyak ditinggalkan orang. Tapi karena kami sekeluarga belum pernah ada yang kesana, tidak ada salahnya dicoba.
Kenyataannya Pantai Parangtritis sangat asik sekali. Kami bertiga bisa jalan-jalan naik andong di tepi pantai dengan kusir yang ramah. Dan oh ya, rate untuk naik andong, kuda, atau motor di sini sudah fix rate, jadi ga perlu lagi tuh yang namanya nawar-nawar. Apalagi harganya cukup reasonable kok...
Pantai Parangtritis buat kami terlihat bagus dan cukup bersih. Memang ombaknya ganas, tapi Sarah dan papahnya tetap bisa asik main di pinggir laut meski mereka berdua sempet jatuh diterjang ombak (bagian ini serem banget sebenarnya!). Sarah yang baru ngerasain pertama kali ini berenang di laut bener, bener, bener, bener seneng banget! Siapa sangka Yogya bisa punya pantai dan laut yang sedemikian keren!
Ini hasilnya habis main di laut, basah kuyub, badan dan baju penuh pasir semuaaa....
Buat membersihkan badan, di dekat situ ada kolam pemandian air hangat yang harganya cuma 5000 sepuasnya. Memang si sebaiknya cuma untuk anak kecil saja yaah. Sarah malah jadi berenang lama banget di situ. Senengnya minta ampun deh pokoknya...Hidup Parangtritis!
Selesai dari Pantai Parangtritis, kami melanjutkan perjalanan ke tempat yang tidak begitu jauh dari sana. Namanya Gumuk Pasir. Tempat ini sangat-sangat-sangat direkomendasikan banget, terutama kalau punya anak yang suka main pasir. Meski tempatnya tidak terlalu besar, tempat ini isinya bukit yang terbuat dari pasir. Tempat serupa kalau tidak salah ada di New Zealand. Keren sekali ya Yogya bisa punya tempat seperti ini.
Disini kalau mau juga bisa sand boarding, jadi meluncur di bukit pasir. Tapi Sarah lebih memilih guling-gulingan dan mandi pasir aja deh....
Oya, di tempat ini juga ada menara kecil dua tingkat yang biasa untuk melihat sunset. Tapi kalau jantungnya gak kuat deg-deg-an lebih baik ga usah coba naik deh. Karena cuma dibuat dari bambu dan dibangun di atas pasir jadi goyang-goyang gitu bangunannya, ngeri banget! Karena awalnya gak tau kalau begitu, Sarah maksa naik sama papanya sampai ke yang paling atas, dan proses naik turunnya sungguh bikin jantungan. Lebih baik si kalo mau naik sendiri aja ya....
Overall, Gumuk Pasir sungguh keren sekaliiiiii......!
Dari Gumuk Pasir kita sempat makan dulu di Waroeng Pohon Omah Sawah di jalan raya Parangtritis dan mampir di sebuah pasar malam di perjalanan pulang. Hari yang seru deh pokoknya!
Day 3:
Karena hari kemarin sudah padat dan melelahkan banget, rencananya hari ini kita mau jalan-jalan santai aja ni. Perjalanan dimulai ke Taman Pintar. Taman Pintar ini oke banget lo, di sini kita bisa belajar banyak pengetahuan umum. Awal-awalnya Sarah cukup excited soalnya bangunannya lucu warna-warni gitu, tapi gak lama udah bosen dan ngajak pulang. Mungkin karena di sini temanya belajar ya, jadi kesannya berat. Mungkin dia akan lebih tertarik kalau umurnya sudah lebih besar.
Seperti ini lo beberapa isi Taman Pintar ini:
Keluar dari Taman Pintar, kami semua kelaparan. Tapi karena itu hari Jumat, mayoritas pedagang sekitar udah tutup buat Jumatan. Akhirnya kami memutuskan makan yang jauh sekalian di Soto Bathok Mbah Katro yang terletak satu kawasan dengan Candi Sambisari. Kalo ke Jogja wajib ni makan ini, soto yang makannya bukan pakai mangkok tapi pakai bathok. Khas soto Yogya, rasanya pasti segar-segar gimana gitu. Satu bathok gak cukup pastinya. Sarah pun suka dan lahap banget makannya. Nah kayak gini ni tampilannya, slurppp....
Yang unik lagi dari restoran ini adalah lokasinya yang terletak di persawahan. Jadi di sekeliling restoran masih asli sawah-sawah. Makanpun di bale-bale yang terbuat dari bambu. Ini Sarah foto di pintu masuknya:
Habis makan soto kami langsung meluncur ke stasiun kereta karena mau menjemput temen papa yang selanjutnya akan join di perjalanan ini. Dari stasiun kami makan lagi nih, ke Gudeg Sagan, makanan wajib lainnya kalau ke Yogya. Jenis gudeg disini gudeg basah ya, jadi agak berair. Sarah ternyata suka banget gudeg ini, padahal kalau di Jakarta ga pernah mau disuruh makan gudeg. Sampe kayak gini ni makannya:
Karena hari sudah sore menjelang malam, akhirnya kami putuskan untuk kembali jalan-jalan di seputaran Malioboro. Kali ini pilihannya muter-muter naik becak. Sayang ya, banyak becak di Malioboro sudah tidak model genjot lagi, tetapi pakai motor. Jadi agak hilang deh keantikannya.
Selesai muter-muter di Malioboro kami mampir ke satu tempat lagi, yaitu Taman Lampion. Taman ini lucu banget karena isinya figurine terbuat dari kertas yang di dalamnya ditaruh lampu-lampu. Jadi kalau malam lampunya nyala bagus sekali keliatannya. Seperti ini lo Taman Lampion:
Dari sana kami kembali ke hotel dan tidur deh... O iya per hari ini Sarah pindah hotel ke hotel Indies, di daerah Prawirotaman juga. Fotonya menyusul di bawah ya...
Day 4:
Pagi ini ada kawinan salah seorang sahabat Papa. Jadi pagi sampai siang waktunya habis di kawinan itu. Dari sana kami meluncur ke museum Ullen Sentalu yang terletak di kawasan Kaliurang.
Museum yang disebut-sebut sebagai salah satu museum terbaik di Indonesia itu sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 1997. Tapi entah kenapa sepertinya baru belakangan ini terdengar gaungnya. Museum ini memuat koleksi pribadi seorang konglomerat mengenai budaya Jawa peninggalan kerajaan Mataram. Koleksinya dari mulai lukisan, patung-patung hingga kain dan perhiasan benar-benar bagus dan sangat terawat. Sayangnya di dalam kita gak boleh mengambil foto.
Sarah terlihat senang ke museum ini, karena bisa lihat foto-foto putri raja Jawa yang cantik dan keren-keren. Selain itu dari cerita pemandu dia juga bisa melihat bahwa putri jaman dulu pun selain harus cantik dan priyayi ternyata juga bisa memiliki banyak keahlian seperti berkuda, melukis dan menguasai bahasa asing. Keren ya ternyata putri Jawa jaman dulu!
Bangunan dan arsitektur museum ini juga keren dan unik lo. Gak rugi deh jauh-jauh datang ke sini.
Keluar dari Ullen Sentalu kami memutuskan langsung meluncur ke Prambanan. Karena sayang kan kalau ke Yogya tapi gak ke candi. Sebenarnya dua tahun lalu Sarah sudah pernah ke sini, tapi gak ada salahnya kesini lagi.
Awalnya kami juga pingin menonton Sendratari Ramayana outdoor di Prambanan. Bagi yang pernah menonton pasti tau kalau pertunjukan ini bagus sekali dan tidak selalu ada setiap minggu. Tapi karena naga-naganya mau hujan deras, akhirnya diputuskan untuk menonton sendratari di amphitheatre dekat hotel saja. So, di Prambanan ini kita keliling-keliling dan foto-foto aja deh..
Dari Prambanan kami makan sate kambing dulu di dekat amphitheatre karena pertunjukan baru mulai jam 8. Agak khawatir juga Sarah bakal tidur di pertunjukan karena mulainya agak malam dan sudah capek. Tapi ternyata Sarah seneng dan excited banget lo ngikutin pertunjukan Rama-Sinta dan Hanoman Obong ini dari awal sampai selesai dengan khidmat.
Pulang dari sana Sarah juga terus ceritain isi pertunjukan. Pengalaman pertama yang seru banget ternyata buat Sarah...
Day 5:
Hari ini bisa dibilang sebagai hari terakhir liburan kami di Yogya, karena besok sudah harus pulang. Badan udah capek banget, baju kotor numpuk dan mulai deh sakit-sakit flu datang. Tapi untung Sarah masih kuat, cuma ya gitu deh, agak mulai rewel-rewel sedikit.
Rencana hari ini adalah ke Borobudur. Karena letaknya yang jauh rencana hari ini memang cuma kesitu aja. Tapi sebelumnya kami mampir dulu nih beli makanan khas Yogya yakni abon Jago dan cokelat Monggo. Penting nih buat oleh-oleh khas Yogya.
Dari sana kami langsung meluncur ke Borobudur. Sayangnya kami kurang beruntung. Sudah perjalanan jauh, eh, sampe sana hujan deres bangetttt pas banget ketika sampai di parkiran.
Udah dibela-belain sayang kan kalau gak turun. Akhirnya kami turun dan cuma bisa foto di beberapa spot saja setelah itu pulang karena hujannya awet banget. Yah mungkin tidak kebeneran yaaah...next time deh kesitu lagi.. Tapi meski tidak bisa melihat secara keseluruhan, Borobudur memang pantas dibilang candi terkeren dan layak disebut keajaiban dunia.
Pulang dari sana karena gak tau kemana lagi kami pun pergi ke kawasan Malioboro buat cari oleh-oleh teman kelas Sarah dan keluarga. Sebelumnya tak lupa makan sop ayam Pak Mien di dekat situ yang rasanya asli yummy banget! Wajib-wajib-wajib dimakan saat di Yogya.
8 Agustus 2016 kami pulang kembali ke Jakarta. Sarah udah kangen banget sama semua di Jakarta, terutama sama anjingnya Brendy. Oh ya, sampai hampir lupa share foto hotel Indies tempat kita menginap. Hotel dengan gaya indie ini kualitasnya oke dan recommended banget, sepadan sama harganya.
Di perjalanan menuju bandara kami tak lupa mampir membeli makanan khas Yogya lainnya yaitu bakpia Kurnia dan gudeg Yu Djum yang super enak.
Bye-bye Yogya, till we meet again!